Senin, 03 Desember 2012

Konsep Perpustakaan Digital

Istilah perpustakaan digital tidak mudah didefinisikan ketika sejumlah ilmuwan dan profesional mengajukan definisi yang berbeda dengan bersandar pada sudut pandang dan setting keilmuan mereka masing-masing. Permasalahan ini  diakui  oleh  Haigh[1] yang  mengutarakan  bahwa  tidak  ada  sebuah  definisi tunggal mengenai apa sesungguhnya yang dimaksud dengan perpustakaan digital  (“there is not one single definition of what digital library is.”) Sejalan dengan gagasan tersebut. Cool[2] menggarisbawahi bahwa tidak ditemukan satupun definisi yang dapat disepakati apa sebenarnya perpustakaan digital itu (“there is no single agreed upon definition of what constitutes a digital library”). Untuk memperjelas kesulitan dalam mendefinisikan istilah perpustakaan digital sebagaimana disebutkan sebelumnya, berikut diberikan dua pendapat dari pakar di bidang perpustakaan dan informasi. Pertama, Schwartz[3] melaporkan bahwa para mahasiswanya yang mengambil kuliah Perpustakaan Digital telah menemukan 64 definisi perpustakaan digital yang hasilnya adalah semua definisi tersebut    berbeda.  Kemudian,  Borgman [4] menjelaskan  bahwa  kesulitan  juga disebabkan kurangnya konsistensi di antara masing-masing definisi yang ada. Lebih lanjut dia menyebutkan, berbagai kelompok ilmuwan yang berasal dari disiplin  berbeda,  tertarik  pada  kajian  perpustakaan  digital  dan  memaknainya sesuai dengan disiplin keilmuan mereka masing-masing.

Internet Mulai Memengaruhi Perilaku Perekonomian dan Masyarakat Indonesia

Meskipun tingkat penetrasi Internet di Indonesia cukup rendah, yakni 9,1% dari jumlah penduduk pada tahun 2010, dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di kawasan ini (Cina 34,3%, Malaysia 55,3% dan Vietnam 27,6% (ITU 2011), namun pertumbuhan Internet di Indonesia sudah mulai meningkat tajam. Ukuran penyebaran Internet di Indonesia telah naik dua kali lipat sejak tahun 2008, menurut indeks yang dikembangkan untuk laporan ini.